Yogyakarta, 15 Agustus 2025 — Merah putih berkibar anggun di halaman Playgroup and Kindergarten (PG–K) GIS 3 Jogja, sementara tawa riang anak-anak menyatu dengan sorak semangat para guru. Dalam rangka memperingati HUT RI ke-80, sekolah menggelar rangkaian perlombaan selama dua hari, Kamis–Jumat, 14–15 Agustus 2025. Dua hari yang penuh energi ini bukan hanya tentang siapa yang lebih cepat atau lebih kuat, melainkan juga tentang kebersamaan, sportivitas, dan keberanian mencoba hal-hal baru.
Sejak pagi, halaman sekolah berubah menjadi arena persahabatan. Anak-anak yang biasanya bermain bebas kini berlari mengikuti lintasan kecil, bergantian mengambil giliran di setiap pos permainan, sementara orang tua dan guru tak lelah memberi tepuk tangan. Di setiap sudut tampak wajah-wajah antusias, ada yang serius menanti giliran, ada pula yang tak henti-hentinya tertawa meski gagal menyelesaikan tantangan.

Hari Pertama: Lomba Jadi Ruang Bermain Bersama
Hari pertama dipenuhi keceriaan dari berbagai kelas, dimulai dari kelompok Playgroup. Anak-anak Playgroup A (PG A) membuka keseruan dengan lomba Flag Sprint, sebuah lomba lari sederhana sambil membawa bendera kecil. Kaki-kaki mungil itu berlarian dengan semangat, kadang salah arah, kadang berhenti sebentar untuk memastikan bendera tak terjatuh.
Setelah itu, mereka melanjutkan bermain Roll and Peel the Ball, permainan yang menantang kesabaran sekaligus koordinasi tangan. Sementara itu, level Playgroup B (PG B) memulai dari permainan bola terlebih dahulu, baru kemudian menutup dengan lari bendera. Meskipun sederhana, keduanya menyimpan banyak tawa dan rasa bangga, ada yang tersenyum puas meski tertinggal, ada pula yang berlari sambil menoleh mencari sorak orang tuanya.
Di level Kindergarten 1, variasi permainan semakin berwarna. Ada yang harus menjaga keseimbangan di Balance Game, ada pula yang mencoba menggapai donat di Flying Bites, sampai berjuang menjaga telur di Egg’s Challenge.

Siswa-siswi Kindy 1A, 1B, dan 1C merasakan tantangan yang berbeda-beda sesuai urutan, namun semangat mereka sama: mencoba, tertawa, lalu kembali berbaris menunggu giliran dengan sabar. Suasana kelas ini penuh keriuhan kecil, setiap keberhasilan atau kegagalan selalu disambut tepuk tangan hangat.
Di Kindergarten 2, tantangan permainan yang dihadapi semakin kompleks dan seru. Mereka harus bekerja sama dalam permainan Magic Paper Relay. Perlombaan dilanjutkan dengan lomba menyusun dengan hati-hati dalam permainan Tower Cup Pyramid. Siswa-siswi menguji kelincahan mereka dalam permainan Flying Bites, hingga berbasah-basahan dalam permainan Splash and Win Relay.

Setiap kelas, Kindy 2A hingga 2D menjalani rotasi urutan yang berbeda, sehingga tiap kelompok punya pengalaman unik. Sorak-sorai makin membahana ketika air mulai terpercik di relay terakhir; anak-anak basah kuyup tapi tertawa lepas, sementara guru dan orang tua ikut tergelak menyaksikan keberanian mereka.
Hari pertama ditutup dengan wajah sumringah dan napas terengah, tapi ada rasa puas yang nyata di mata anak-anak. Mereka bukan hanya belajar berkompetisi, tetapi juga berbagi tawa, memberi selamat pada teman, dan menerima hasil dengan hati lapang.
Hari Kedua: Mengambil Inspirasi dari Dongeng dan Imajinasi
Setelah sehari penuh dengan aktivitas fisik dan berlomba, acara pada hari kedua menghadirkan nuansa yang berbeda. Siswa-siswi PG-K GIS 3 Jogja duduk melingkar, mendengarkan Kak Syakirinu membawakan dongeng berjudul “Pedagang Peci Kecurian.” Cerita yang mengalir membawa mereka masuk ke dunia imajinasi tentang kejujuran, keberanian, dan empati. Tawa dan teriakan kecil muncul saat bagian lucu, sementara mata-mata mungil berbinar serius saat kisah menyentuh hati.
Setelah dongeng selesai, siswa-siswi PG-K GIS 3 Jogja diajak berkeliling Lapak Buku. Mereka membuka halaman demi halaman dengan rasa ingin tahu, menunjuk gambar, atau bertanya tentang cerita baru yang mereka temukan. Jika hari pertama mengasah fisik dan keberanian, maka hari kedua memberi ruang bagi imajinasi dan kecintaan pada membaca.

Rangkaian kegiatan ini menjadi cara PG–K GIS 3 Jogja menanamkan makna kemerdekaan sejak dini. Anak-anak belajar bahwa menang bukanlah segalanya, bahwa yang lebih penting adalah proses dan usaha yang telah dikerahkan, berbagi semangat, dan menghargai teman. Sportivitas, kejujuran, serta rasa percaya diri tumbuh dari setiap langkah kecil mereka di arena permainan.

Peringatan HUT RI ke-80 pun terasa begitu hidup di PG-K GIS 3 Jogja ini. Di balik lomba sederhana dan dongeng penuh pesan, anak-anak belajar arti merdeka dengan caranya sendiri dengan berani mencoba, tak takut gagal, dan selalu menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan. []
(Ditulis oleh Humas GIS 3 Jogja)